Berjiwa Sukses

Kebahagiaan sejati terletak pada jiwa yang sukses

Sunday, November 19, 2006

RUMUS UANG

Jika anda telah dan masih
mencari-cari apa rumus kunci untuk
mendapatkan uang, sekarang anda
telah menemukannya!
Kebanyakan orang miskin
menggunakan rumus salah dalam
mencari uang. Rumus yang mereka
gunakan adalah:
E = O + t
Keterangan:
E = Usaha (Effort)
O = Tempat kerja (Office)
t = Waktu (Time)

Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, usaha mereka dalam
mencari penghasilan adalah hadir di
tempat kerja pada jam kerja. Jika
tidak demikian, mereka tidak
bekerja. Tidak bekerja = tidak ada
gaji (uang).

Salah satu kesalahan terbesar
persepsi orang-orang terhadap uang
adalah:
Uang = Gaji atau Upah
Karena itu mereka yang
menggunakan rumus E = O + t
dalam menghasilkan uang,
menambahkan jam kerja yang lebih lama
untuk menghasilkan upah
yang lebih tinggi.

Sementara orang-orang kaya
menggunakan rumus yang berbeda
dalam menghasilkan uang.
E = C + M
Keterangan:
E = Usaha (Effort)
C = Karya (Creation)
M = Memelihara (Maintenance)

Orang-orang kaya menghasilkan
uang dengan berkreasi dan
berkarya. Mereka bekerja keras
hanya pada saat pertama sekali
membangun mesin uang mereka.
Ketika semua telah berjalan, mereka
hanya tinggal memeliharanya.
Jika anda perhatikan, kata
KREASI dan REAKSI sebenarnya
tersusun dari huruf-huruf yang persis
sama.

Sejarah Uang

Jauh sebelum uang yang
dalam bentuk sekarang kita lihat,
nenek moyang kita dahulu juga telah
melakukan aktifitas “jual-beli” untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan sistem barter. Yaitu menukar
barang dengan barang.
Sebenarnya kata jual-beli
tidaklah cocok untuk digunakan
dalam proses tukar menukar ini,
namun lebih pantas jika dikatakan
sebagai sebuah aktifitas memberi dan
menerima.

Untuk mengumpulkan harta
kekayaan, mereka tidak perlu
sekolah, memiliki gelar, bahkan
mereka tidak perlu bekerja keras
banting tulang siang malam dan
tidak ada bos yang perlu ditakuti.
Selain karena alam telah
menyediakan semuanya, mereka juga
memiliki prinsip membangun dan
memelihara.
Karena harta kekayaan
mereka umumnya adalah mahluk
hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Pekerjaan mereka hanya
merawat, memantau danmengaturnya saja. Sisanya, biarkan
kekuatan alam yang bekerja.
Keahlian yang mereka
butuhkan hanyalah pengetahuan
membangun dan memelihara yang
mereka dapatkan dari orang tua
mereka, orang lain dan ditambah
dengan pengalaman-pengalaman
mereka sendiri.
Sementara menunggu hasil,
mereka menggunakan waktu luang
mereka untuk diri sendiri dan
keluarga, menyalurkan hobi dan
sebagainya.
Seiring berjalannya waktu
tanaman-tanaman mereka akan terus
tumbuh dan siap dipanen. Pohon
yang dulunya hanya bibit, sekarang
telah menghasilkan bibit baru lagi.
Dan hewan-hewan peliharaan
kini telah berkembang biak
menjadi semakin banyak. Yang
dulunya hanya anak, sekarang telah
menjadi induk.
Dengan apa yang telah
mereka miliki sekarang selain dapat
mereka gunakan untuk konsumsi
sendiri, mereka juga dapat
menukarnya dengan benda-benda
atau jasa-jasa yang mereka butuhkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup

Wednesday, November 01, 2006

Mutiara Sukses II

Untuk mendapatkan satu ons emas,
Anda harus memindahkan berton-ton tanah.
-. Andrew Carnegie (Steel Company) .-

Mutiara Sukses I


Anda bisa sukses sekalipun tak ada
orang yang percaya Anda bisa. Tapi Anda
tak pernah akan sukses jika tidak percaya pada diri sendiri.
-. William J.H. Boetcker .-

Top Ten blog tempo magazine

Blog Featured in Tempo Magazine
It's quite a while that I intend to comment on Tempo Magazine latest edition that carries a long reports on blog and blogosphere in Indonesia. It's a good news and a breakthrough of sort for Indonesian bloggers in particular and Indonesian people in general that blog and blogging phenomenon being featured in the most respected Indonesian magazine like Tempo for the first time.

For those in India, Tempo can be compared to Outlook magazine or TIME magazine in the US. It has its reputation as being independent and quality editorial and for that it cost the magazine a lifetime ban in the twilight of Suharto's regime and republished again after the regime's fall.

The report is good as far as I am concerned. It's well researched and beautifully written by those journalists who know well what they're talking about i.e. those who have blogging experiences themselves. I'm sure the Tempo coverage would make a good impact to the larger audience; the conventional media readers who might not yet be aware of it or who think that blog is only part of techno savvy buzz that will come and go like any others.

I believe and am hopeful that other magazines like Gatra, etc will follow talking about it sooner rather than later.

Newspaper Should Learn

Other than the Jakarta Post, which carries some good op-ed article (the latest written by Ong Hock Chuan) and Kompas, other Indonesian newspapers are still lagging far behind and seems to have no clue at all about blogging. And because of that ignorance they often make grave mistake on which person they should interview, what kind of angle they should cover, etc. A case in point, take a look at responses by Priyadi and Enda in this matter. I myself wrote about it here in which I clearly said that a "pakar telematika" (telematic expert) does not necessary means "pakar blog" or blog expert. For newspaper journalist and editors, please learn about blog and learn quickly for your own sake.

For Majalah Tempo and the team thank you for the good reporting, and for Mas Tulus and Mas Cahyo thank you for kind enough interviewing me. And for Budi Putra thank very much for the pdf file. I really appreciate all of your efforts. And believe me, Tempo would be remembered by Indonesian bloggers for a long long time as the first Indonesian magazine which make the first and the best coverage on blog and blogosphere.

Lastly, for those who stays outside Indonesia and wants to know and read the Tempo reports on blog precisely like its print edition you can see in the following links
 


Banner Indonesia Network